PERENCANAAN 
Dalam manajemen,  perencanaan  adalah proses mendefinisikan tujuan  organisasi, membuat  strategi untuk  mencapai tujuan itu, dan  mengembangkan rencana aktivitas  kerja  organisasi. Perencanaan  merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan  fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak  akan dapat berjalan.
Rencana   dapat berupa rencana informal atau rencana  formal. Rencana informal   adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan  merupakan tujuan bersama   anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana  formal adalah rencana   tertulis yang harus dilaksanakan suatu  organisasi dalam jangka waktu   tertentu. Rencana formal merupakan  rencana bersama anggota korporasi,   artinya, setiap anggota harus  mengetahui dan menjalankan rencana itu.   Rencana formal dibuat untuk  mengurangi ambiguitas dan menciptakan   kesepahaman tentang apa yang  harus dilakukan. 
·        Tujuan  
Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan perencanaan, yaitu: 
Tujuan    pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun    karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa    yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan  apa   yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa  rencana,   departemen dan individual mungkin akan bekerja  sendiri-sendiri secara   serampangan, sehingga kerja organisasi kurang  efesien. 
Tujuan   kedua adalah untuk mengurangi  ketidakpastian. Ketika seorang manajer   membuat rencana, ia dipaksa  untuk melihat jauh ke depan, meramalkan   perubahan, memperkirakan efek  dari perubahan tersebut, dan menyusun   rencana untuk menghadapinya.
Tujuan    ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang   terarah  dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan   mengurangi  pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga   dapat  mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan    inefesiensi dalam perusahaan.
Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan  dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses  pengontrolan dan pengevalusasian. Proses pengevaluasian atau evaluating    adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa    adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.
Selain  keempat hal tersebut, sebagian besar studi menunjukan adanya hubungan  antara perencanaan dengan kinerja perusahaan.
·        Elemen perencanaan
Perencanaan  terdiri dari dua elemen penting, yaitu sasaran (goals) dan  rencana itu sendiri (plan).
·        Sasaran
Sasaran   adalah hal yang ingin  dicapai oleh individu, grup, atau seluruh   organisasi Sasaran sering  pula disebut tujuan. Sasaran memandu manajemen   membuat keputusan dan  membuat kriteria untuk mengukur suatu pekerjaan.
Sasaran  dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sasaran yang dinyatakan (stated  goals)   dan sasaran riil. Stated goals adalah sasaran yang  dinyatakan   organisasi kepada masyarakat luas. Sasaran seperti ini  dapat dilihat di   piagam perusahaan, laporan tahunan, pengumuman humas,  atau pernyataan   publik yang dibuat oleh manajemen. Seringkali stated  goals ini bertentangan dengan kenyataan yang ada dan dibuat hanya  untuk memenuhi tuntutan stakeholder   perusahaan. Sedangkan  sasaran riil adalah sasaran yang benar-benar   dinginkan oleh  perusahaan. Sasaran riil hanya dapat diketahui dari   tindakan-tindakan  organisasi beserta anggotanya.
Ada dua pendekatan utama yang dapat  digunakan organisasi untuk mencapai sasarannya : 
Pendekatan    pertama disebut pendekatan tradisional. Pada pendekatan ini, manajer    puncak memberikan sasaran-sasaran umum, yang kemudian diturunkan oleh    bawahannya menjadi sub-tujuan (subgoals) yang lebih terperinci.    Bawahannya itu kemudian menurunkannya lagi kepada anak buahnya, dan    terus hingga mencapai tingkat paling bawah. Pendekatan ini  mengasumsikan   bahwa manajer puncak adalah orang yang tahu segalanya  karena mereka   telah melihat gambaran besar perusahaan. Kesulitan utama  terjadi pada   proses penerjemahan sasaran atasan oleh bawahan.  Seringkali, atasan   memberikan sasaran yang cakupannya terlalu luas  seperti "tingkatkan   kinerja," "naikkan profit," atau "kembangkan  perusahaan," sehingga   bawahan kesulitan menerjemahkan sasaran ini dan  akhirnya salah   mengintepretasi maksud sasaran itu (lihat gambar).
Pendekatan  kedua disebut dengan management by objective atau MBO.   Pada pendekatan ini, sasaran  dan tujuan organisasi tidak ditentukan   oleh manajer puncak saja,  tetapi juga oleh karyawan. Manajer dan   karyawan bersama-sama membuat  sasaran-sasaran yang ingin mereka capai.   Dengan begini, karyawan akan  merasa dihargai sehingga produktivitas   mereka akan meningkat. Namun  ada beberapa kelemahan dalam pendekatan   MBO. Pertama, negosiasi dan  pembuatan keputusan dalam pendekatan MBO   membutuhkan banyak waktu,  sehingga kurang cocok bila diterapkan pada   lingkungan bisnis yang  sangat dinamis. Kedua, adanya kecenderungan   karyawan untuk bekerja  memenuhi sasarannya tanpa mempedulikan rekan   sekerjanya, sehingga  kerjasama tim berkurang. Ada juga yang bilang MBO   hanyalan sekedar  formalitas belaka, pada akhirnya yang menentukan   sasaran hanyalah  manajemen puncak sendiri.
·        Rencana
Rencana  atau plan   adalah dokumen yang digunakan sebagai skema untuk  mencapai tujuan.   Rencana biasanya mencakup alokasi sumber daya, jadwa,  dan   tindakan-tindakan penting lainnya. Rencana dibagi berdasarkan  cakupan,   jangka waktu, kekhususan, dan frekuensi penggunaannya.  Berdasarkan   cakupannya, rencana dapat dibagi menjadi rencana strategis  dan rencana   operasional. 
Rencana    strategis adalah rencana umum yang berlaku di seluruh lapisan    organisasi sedangkan rencana operasional adalah rencana yang mengatur    kegiatan sehari-hari anggota organisasi.
Berdasarkan    jangka waktunya, rencana dapat dibagi menjadi rencana jangka panjang    dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang umumnya  didefinisikan   sebagai rencana dengan jangka waktu tiga tahun, rencana  jangka pendek   adalah rencana yang memiliki jangka waktu satu tahun.  Sementara rencana   yang berada di antara keduanya dikatakan memiliki intermediate  time frame.
Menurut   kekhususannya, rencana dibagi menjadi  rencana direksional dan rencana   spesifik. Rencana direksional adalah  rencana yang hanya memberikan guidelines   secara umum, tidak  mendetail. Misalnya seorang manajer menyuruh   karyawannya untuk  "meningkatkan profit 15%." Manajer tidak memberi tahu   apa yang harus  dilakukan untuk mencapai 15% itu. Rencana seperti ini   sangat  fleksibel, namun tingkat ambiguitasnya tinggi. Sedangkan rencana    spesifik adalah rencana yang secara detail menentukan cara-cara yang    harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Selain menyuruh karyawan untuk    "meningkatkan profit 15%," ia juga memberikan perintah mendetail,    misalnya dengan memperluas pasar, mengurangi biaya, dan lain-lain.
Terakhir,  rencana dibagi berdasarkan frekuensi penggunannya, yaitu single use  atau standing. Single-use plans adalah rencana yang didesain  untuk dilaksanakan satu kali saja. Contohnya adalah "membangun 6 buah  pabrik di China atau "mencapai penjualan 1.000.000 unit pada tahun  2006." Sedangkan standing plans   adalah rencana yang berjalan  selama perusahaan tersebut berdiri, yang   termasuk di dalamnya adalah  prosedur, peraturan, kebijakan, dan   lain-lain.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Perencanaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar