Jumat, 18 Februari 2011

metode dan organisasi

.    PENGERTIAN


  Pengertian Organisasi


1.Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.”
2.Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”
3. Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.


4. James D Mooney berpendapat bahwa “Organization is the form of every human, association for the assignment of common purpose” atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan bersama.


5. Manajemen dan Organisasi
Manajemen adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia. Rumusan tersebut mengandung pengertian adanya hubungan timbal balik antara kegiatan dan kerjasama disatu pihak dengan tujuan di pihak lain.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka perlu dibentuk suatu organisasi yang pada pokoknya secara fungsional dapat diartikan sebagai sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Jadi, dalam rangka manajemen maka harus ada organisasi, demikian eratnya dan kekalnya (consistency) hubungan antara manajemen dan organisasi.


6. Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa “Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.” (Organization is a collection people, arranged into groups, working together to achieve some common objectives). 


7.  Manajemen dan Tata Kerja
Tata kerja atau metode adalah satu cara bagaimana (how) agar sumber – sumber dan waktu yang tersedia dan amat diperlukan dapat dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan tepat pula.
Dengan tata kerja yang tepat mengandung arti bahwa proses kegiatan pencapaian tujuan sudah dilakukan secara ilmiah dan praktis, disamping itu pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya ditujukan untuk :
a) Menghindari terjadinya pemborosan di dalam penyalahgunaan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.
b) Menghindari kemacetan-kemacetan dan kesimpangsiuran dalam proses pencapaian tujuan.
c) Menjamin adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat.
Jadi hubungan antara manajemen dan tata kerja dapat dilukiskan seperti dibawah ini : Manajemen : Menjelaskan perlunya ada proses kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan.
Tata Kerja : Menjelaskan bagaimana proses kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.
3. Manajemen, Organisasi, dan Tata Kerja
Eratnya hubungan atau hubungan timbal balik antara ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :
a) Manajemen : Proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia.
b) Organisasi : Alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat bagi pengelompokkan kerjasama.
c) Tata kerja : Pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerjasama tersebut harus dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara efisien.
Dari konsep tersebut, jelaslah bahwa baik manajemen, organisasi maupun tata kerja ketiganya diarahkan kepada tercapainya tujuan.
  Pengertian Metode


Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. 
Sebagai contoh, Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru.

 II.  HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA MANAJEMEN, ORGANISASI, DAN TATA KERJA
 Manajemen dan Organisasi
       Manajemen adalah proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerja sama orang-orang lain. Perumusan singkat ini mengandung pengertian adanya hubungan timbal balik antara kegiatan dan kerja sama pada satu pihak dengan tujuan pada pihak lain. Artinya ialah bahwa kegiatan dan kerjasama perlu di lakukan untuk mencapai tujuan. Demikian pula sebaliknya tujuan hanya dapat di capai melalui adanya rangkaian kegiatan dan kerjasama manusia.
      Tentunya setiap orang, apalagi setiap pimpinan, menginginkan dapat menacapai tujuan itu dengan cara yang paling tepat atau efisien. Maka tentunya kemudian timbul pertanyaan: dengan cara bagaimanakah pimpinan dapat menghimpun  orang-orang sehingga sinkronisasi kegiatan dan kerjasama baik yang beraspek personel, finansial, material, maupun prosedural dapat di lakukan dengan efisian dan tujuan dapat tercapai dengan efisien pula. Sekali lagi, untuk maksud ini di perlukanlah adanya organisasi. Sebab secara fungsional (tugasnya) organisasi pada pokoknya adalah sekelompokan manusia yang di persatukan dalam suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai tujuan yang sudah di tetapkan. Dari perumusan ini dapatlah di nyatakan bahwa fungsi organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mebncapai tujuan (means to an end). Dengan kata lain organisasi adalah mutlak di perlukan dalam rangka pencapaian tujuan. Jadi dala rangka manajemen maka harus ada organisasi. Itulah eratnya dan kekalnya (consistency) hubungan antara manajemen dan organisasi.


Manajemen dan Tata Kerja 
Manajemen adalah proses kegiatan dari seorang pimpinan (manajer) yag harus di lakukan dengan mempergunakan cara-cara pemikiran yang ilmiah maupun praktis untuk mencapai tujuan yang sudah di tetapkan dengan melalui kerjasama orang-orang lain sebagai sumber tenaga kerja, serta memanfaatkan sumber-sumber lainnya dan waktu yang tersedia untuk itu dengan cara yang setepat-tepatnya.
Metode (Tata Kerja) adalah satu cara bagaimana (how) agar sumber-sumber dan waktu yang amat di perlukan dapat di manfaatkan dengan setepat-tepatnya sehingga proses kegiatan manajemen dapat di laksanakan  dengan setepat-tepatnya pula.
Ini berarti pula bahwa tata kerja amat di perlukan dalam rangka pelaksanaan kerja untuk pencapaian tujuan yang di inginkan dengan pemanfaatan yang setepat-tepatnya atas semua sumber dan waktu sebagai faktor-faktor manajemen.
Jadi kalau manajemen menjelaskan perlunya ada proses kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang di perlukan untuk pelaksanaan kegiatan itu demi tercapinya tujuan yang di inginkan, maka tata kerja menjelaskan bagaimana proses kegiatan itu harus di nlaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia untuknya. Jelas kedua-duanya saling berkait-kaitan sangat erat.


Manajemen, Organisasi, dan Tata Kerja 


Organisasi adalah sekelompokan manusia yang dengan sengaja di persatukan dalam suatu kerja sama yang efisien untuk mencapai tujuan yang sudah di tetapkan. Manusia sebagai anggota organisasi tadi masing-masing tentu mempunyai tugas pekerjaan, wewenang, dan tanggung jawab sesuai dengan tujuan yang ingin di capai oleh organisasi yang bersangkutan. Mereka melakukan  semua itu harus dalam suatu forum pembagian waktu, dan koordinasi yang setepat-tepatnya sehingga terhindar dari pemborosan-pemborosan dan kemacetan-kemacetan.
Tata Kerja seagai di jelaskan di muka, adalah suatu pola cara-cara pelaksanaan kerja yang seefisien mungkin atas sesuatu tugas dengan mengingat segi-segi tujuan, tenaga kerja, biaya, fasilitas, peralatan, waktu, ruang, dan sebagainya. Tata kerja yang tepat di tujukan terutama untuk menghindarkan pemborosan dan kemacetan-kemacetan serta menjamin adanya pembagia kerja, pembagian waktu, dan koordinasi yang setepat-tepatnya.
Jadi kalau organisasi adalah sekelompok manusia yang bekerja sama, maka tata kerja adalah cara-cara bagaimana (how) kerja sama itu harus di laksanakan sehingga tujuan dapat tercapai dengan seefisien-efisiennya. Itulah hubungan timbal balik antara organisasi dan tata kerja. Ada organisasi harus ada tata kerja, dan begitu pula tata kera harus di laksanakan dalam suatu tujuan yang sama dengan organisasi.
Bagaimana halnya dengan manajemen??? Eratnya huungan atau hubungan timbal balik antara ketiga hal tersebut di atas yakni manajemen, organisasi, dan tata kerja sebenarnya sudah dapat di pahami dari (urutan) uraian ini.
Urain di atas adalah :
1. Manajemen adalah proses kegiatan pencapain tujuan melalui kerjasama manusia.
2. Organisasi adalah alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat bagi pengelompokan kerjasama manusia di dalamnya.
3. Tata kerja adalah pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerjasama tersebut harus di laksanakan sehingga tujuan dapat tercapai dengan seefisien-efisiennya.
Jelaslah dari konsep ini bahwa baik manajemen, organisasi, maupu tata kerja ketiga-tiganya adalah di arahkan kepada tercapainya tujuan. Inilah concsistency hubungan antara manajemen, organisasi, dan tata kerja. Membicarakan salah satu daripadanya harus juga membicarakan yang dua lainnya sebab memang yang satu menentukan yang lain.


Tata kerja atau metode adalah satu cara bagaimana agar sumber-sumber dan waktu yang tersedia dan amat diperlukan dapat dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan tepat pula. Dengan tata kerja yang tepat mengandung arti bahwa proses kegiatan pencapaian tujuan sudah dilakukan secara ilmiah dan praktis, di samping itu pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya ditujukan untuk :


a.                           Menghindari terjadinya pemborosan di dalam penyalahgunaan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.
b.                          Menghindari kemacetan-kemacetan dan kesimpangan dalam proses pencapaian tujuan
c.                           menjamin adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat.


Jadi hubungan antara manajemen dan tata kerja dapat dilukiskan seperti di bawah ini :


Manajemen : Menjelaskan perlunya ada roses kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan.


Tata kerja : Menjelaskan bagaimana proses kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.


Eratnya hubungan atau hubungan timbal balik antara ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :
a. Manajemen  : Proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerja sama antara manusia.
b. Organisasi   : Alat bagi pencapaian tujuan tersebut san alat bagi pengkelompokan kerja sama.
c. Tata Kerja    : Pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerja sama tersebut harus dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara efisien.


Dari konsep tersebut, jelaskan bahwa baik manajemen, organisasi mauun tata kerja ketiganya diarahkan ke pada tercapainya tujuan.




sumber :  O & M (Organization and methods) penunjang berhasilnya proses manajemen / F.X Soedjadi. - Cet. 3 - Jakarta


    http://rianprasetyamulya.blogspot.com/2009/12/hubungan-antara-manajemen-organisasi.html


    Daftar pustaka : Widyatmini

Sabtu, 18 Desember 2010

Tugas Manajemen Softskill Bab 13 (END) PENGAWASAN ( DALAM ORGANISASI)

Sering kita mendengar bahwa karyawan sangat tergopoh-gopoh  kalau ada inspeksi mendadak oleh boss besar mereka, sehingga mereka belum sediktpun mempersiapkan diri untuk memperbaiki dan melaporkan seluruh pekerjaanya.

Pengawasan adalah salah satu fungsi dari seorang pemimpin, tapi seorang pemimpin harus memahami arti dan  tujuan pengawasan.  George R. Tery (2006:395) mengartikan control is to determine what is complished, evaluate it and apply corrective measures, if need, to insure result in keeping with the plan (Pengawasan  adalah mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan). Henry Fayol mengatakan control consist in verifying whwther everything occure in conformity with the plan adopted, the instruction issued and principles established. Sedang Newman mengartikan control is assurance that the performance conform to plan.
Dari batasan diatas control bisa disimpulakan sebagai suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudh dilaksnakan, menilainya dan mengoreksi bila perlu dengan maksud upaya pelaksnaan pekejaan sesuai dengan rncna semula. Pengawasan kaitannya dengan mengidentifikasi komitmen terhadap tindakan yang ditunjukan untuk hasil masa yang akan datang. sehingga pengawasan dilaksanakan untuk mengusahakan agar komitmen tersbut dilaksanakan.


Dalam uraian pengertian pengawasan ini, akan diawali dengan batasan-batasan dari pada manajemen karena pengawasan merupakan salah satu fungsi dari manajemen.
Manajemen merupakan faktor penentu keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan-tujunannya. Pernyataan tersebut diperjelas oleh Stoner (dalam Handoko, 1999 : 8) : Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengerahan dan pengawasan usaha-usaha organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dari definisi tersebut terlihat bahwa Stoner mengemukakan kata proses karena semua manajer, tanpa memperdulikan kecakapan atau keterampilan khusus mereka, harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling baerkaitan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Proses manajemen yang memanfaatkan sumber daya manusia, organisasi sangat membantu peningkatan iklim kerja serta sumber-sumber lainnya. Dalam proses manajemen juga aktivitas manajerial, oleh Siagian (1997 : 136) disebutnya Manajerial Control yaitu untuk sedapat mungkin mencegah timbulnya penyimpangan-penyimpangan dan penyelewengan-penyelewengan dari rencana yang telah dirumuskan sebelumnya.
Robbin (dalam Sugandha, 1999 : 150) menyatakan pengawasan itu merupakan : The process of monitoring activities to determine wheter resources effectively and effecienthso or to accomplish their objective and where this is not being achieved, implementing corrective action. Pernyataan tersebut menunjukan bahwa pengawasan itu merupakan suatu proses aktivitas yang sangat mendasar, sehingga membutuhkan seorang manajer untuk menjalankan tugas dan pekerjaan organisasi.

 Oleh karena ituKertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakuakn sesuai dengan perencanaannya. Manajer organisasi menggunakan kamampuan, kecakapan dan keterampilannya berusaha mengawasi dan menilaim aktivitas bawahannya dalam melakukan pekerjaan sehingga tujuan dan sasaran dapar dicapai dengan baik, serta terutama sekali manajer harus berusaha menemukan penyimpangan yang dilakukan bawahannya. Tindakan manajer organisasi tersebut akan membantu peningkatan displin kerja bawahannya.
Pendapat diatas tersebut menunjukan pengawasan itu seharusnya lebih menitikberatkan pada kegiatan penilaian, menerapkan perbaikan-perbaikan terhadap kegiatan yang menyimpang, harus ada tindakan memaksa terhadap pegawai yang melakukan penyimpangan dalam kerjanya, mengadakan pengaturan tindakan lebih tegas, serta meninjau kembali hasil kerja organisasi sehingga menjamin pekerjaan itun dapat berhasil dengan baik dan cermat. Hal ini ditegaskan pula oleh Terry (dalam Sujamto, 1986 : 17) :
Control is to determaine what is accomplished ecaluate it and apply corrective, if neede to insure in keeping with the plan. (Pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tidakan korektif bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana).

---

Tugas Manajemen Softskill Bab 12 PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI



Manajer senatiasa mengantisipasi perubahan-perubahan dalam lingkungan yang akan mensyaratkan penyesuaian-penyesuaian disain organisasi diwaktu yang akan datang. Perubahan-perubahan dalam lingkungan organisasi dapat disebabkan oleh kekuatan internal dan kekuatan eksternal. Berbagai kekuatan eksternal dapat menekan organisasi untuk mengubah tujuan, struktur dan operasinya. Sedangkan perubahan dari faktor seperti tujuan, kebijakan manajer, sikap karyawan, strategi dan teknologi baru juga dapat merubah organisasi.

Cara Penanganan Perubahan 
Cara menangani perubahan organisasi memerlukan pendekatan. Cara pertama adalah konsep perubahan reaktif dan yang kedua program perubahan yang direncanakan ( Planed Cange ) 
Pada cara pertama biayanya murah dan sederhana serta ditangani secara cepat, di mana manajer akan memberikan reaksi setelah masalah terjadi. Misalnya bila peraturan pemerintah baru mensyaratkan perusahaan untuk mempunyai perlindungan terhadap kebakaran mungkin manajer membeli alat-alat kebakaran.
Pendekatan yang kedua atau juga disebut proses produktif, thomas dan Bennis mendefinisikan perubahan yang direncanakan sebagai perencanaan dan implementasi inovasi struktural, kebijaksanaan secara sengaja. Pendekatan ini tepat bila keseluruhan atau sebagaian besar satuan organisasi menyiapkan diri untuk menyesuaikan dengan perubahan. 

Penolakan Terhadap Perubahan
Ada tiga sumber penolakan terhadap perubahan yaitu :
1. Ketidak pastian tentang akibat dan pengaruh perubahan
2. Ketidak pastian untuk melepaskan keuntungan-keuntungan yang ada
3. Pengetahuan akan kelemahan-kelemahan dalam perubahan yang diusulkan.

Peoses Pengelolaan Perubahan
Proses perubahan harus mencakup dua gagasan dasar untuk mencapai kualifikasi organisasi. Pertama ada retribusi kekuasaan dalam struktur organisasi, kedua retribusi ini dihasilkan dari proses perubahan yang bersifat pengembangan.

Pendekatan Perubahan Organisasi
Harold J. Leavitt menyatakan bahwa organisasi dapat diubah melalui pengubahan struktur, teknologi dan atau orang-orangnya.
Pendekatan Struktur
Pengubahan struktur organisasi menyangkut modifikasi dan pengaturan sistem internal, seperti acuan kerja, ukuran dan komposisi kelompok kerja, sistem komunikasi, hubungan-hubungan tanggung jawab atau wewenang. Pendekatan struktural dibagi menjadi tiga kelompok yang terdiri dari :
Pertama melalui aplikasi prinsip-prinsip perancangan organisai klasik. Pendekatan ini berusaha untuk memperbaiki penciptaan pembagian kerja yang tepat dari tanggung jawab jabatan para anggota organisasi, pengubahan rentang manajemen, deskripsi jabatan dan sebagainya.
Kedua desentralisasi. Hal ini didasarkan pada penciptaan satuan-satuan organisasi yang lebih kecil dan dapat berdiri sendiri dan memutuskan perhatian pada kegiatan yang berorientasi tinggi. Hasilnya perbaikan prestasi kerja. Ketiga modifikasi aliran kerja dalam organisasi. Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa aliran kerja dan pengelompokan keahlian yang tepat akan berakibat kenaikan produktifitas secara langsung dan cenderung memperbaiki semangat dan kepuasan kerja.


Pendekatan Teknologi
Untuk mremperbaiki prestasi F.W. Taylor dan pengikutnya mencoba menganalisa dan memperbaiki interaksi-interaksi pada karyawan dan mesin-mesin untuk meningkatkan efisiensi sehubungan dengan perubahan teknologi adakalanya perubahan yang dilakukan ternyata sering tidak cocok dengan struktur organisasi. Hal ini dapat menciptakan ketidak senangan dan pemutusan hubungan diantara para anggota organisasi akibanya terjadi penurunan produktifitas lebih banyak kecelakaan dan tingkat perputaran karyawan yang tinggi.

Pendekatan Orang
Pendekatan orang bermaksud untuk mengubah secara langsung perilaku karyawan melalui pemusatan pada keterampilan sikap, prsepsi dan pengharapan mereka, sehingga dapat melaksanakan tugas dengan efektif. 

Konsep Pengembangan Organisasi
Salah satu teknik pengembangan Organisasi adalah Grid OD yang didasarkan atas kisi-kisi manajerial. R. Blake dan J. Mouton mengidentifikasikan berbagai kombinasi perhatian terhadap produk dan orang. Enam tahap yang perlu diperhatikan dari program Grid OD yaitu :
1. Latihan
2. Pengembangan tim
3. Pengembangan antar kelompok
4. Penetapan tujuan organisasi 
5. Pencapaian tujuan
6. Stabilitas.

Manajemen Konflik ( Management Conflict )
Konflik organisasi adalah perbedaan pendapat antara dua atau lebih anggota organisasi atau kelompok, karena harus membagi sumber daya yang langka, atau aktivitas kerja dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, penilaian atau pandangan yang berbeda.
Perbedaan antara konflik dengan persaingan ( kompetensi) terletak pada apakah salah satu pihak dapat mencegah pihak lain dalam pencapaian tujuannya ? kompetensi terjadi, apabila tujuan kedua belah pihak tidak sesuaim, akan tetapi kedua belah pihak tidak dapat saling mengganggu. Sebagai contoh dua bagian pemasaran komputer yang saling bersaing dalam satu organisasi, dimana kedua bagian tersebit siapakah yang pertama mencapai atau memenuhi keuota penjualan yang paling banyak.

Jenis-Jenis Konflik
Ada lima jenis ( tipe ) konflik dalam kehidupan organisasi yaitu :
1. Konflik didalam individu :konflik ini timbul apabila individu merasa bimbang terhadap pekerjaan mana yang harus dilakukannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya. 
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama : konflik ini timbul akibat tekanan yang berhubungan dengan kedudukan atau perbedaan-perbedaan kepribadian.
3. Konflik antar individu dan kelompok : konflik ini berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka, contohnya seseorang yang dihukum karena melanggar norma-norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama.: adanya pertentangan kepentingan antar kelompok.
5. Konflik antar organisasi
6. Akibat adanya bentuk persangingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik semacam ini diakui sebagai sarana untuk mengembangkan produk baru, teknologi, jasa-jasa, harga yang lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara lebih efisien.

Metode-Metode Pengelolaan Konflik
Metode Stimulasi Konflik
Metode ini digunakan untuk menimbulkan rangsangan karyawan karena karyawan pasif yang disebabkan oleh situasi dimana konflik terlalu rendah. Rintangan semacam ini harus diatasi oleh manajer untuk merngsang konflik yang produktif.
Metode stimulasi konflik meliputi 1) pemasukan atau penempatan orang luar ke dalam kelompok 2) penyusunan kembali organisasi 3) penawaran bonus, pembayaran intensif dan penghargaan untuk mendorong persaingan 4) pemilihan manajer-manajer yang tepat dan 5) perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan.

Metode Pengurangan Konflik
Metode ini mengurangi permusuhan ( antagonis ) yang ditimbulkan oleh konflik dengan mengelola tingkat konflik melalui pendinginan suasana” akan tetapi tidak berurusan dengan masalah yang pada awalnya menimbulkan konflik itu.
Metode pertama adalah mengganti tujuan yang menimbulkan persaingan dengan tujuan yang lebih bisa diterima kedua kelompok metode kedua mempersatukan kelompok tersebut untuk menghadapi ancaman atau musuh yang sama.

Metode Penyelesian Konflik
Metode ini dapat terjadi melalui cara-cara 1) kekerasan ( Forcing) yang bersifat penekanan otokratik 2) penenangan (smoolling ) yaitu cara yang lebih diplomatis 3) penghindaran ( avoidance ) dimana manajer menghindar untuk mengambil posisi yang tegas 4) penentuan melalui suara terbanyak ( majority rule ) mencoba untuk menyelesaikan konflik antar kelompok prosedur yang adil. 

Konflik Struktural
1. Konflik Hirarki, konflik yang terjadi diberbagai tingkatan organisasi. Contoh konflik manajemen puncak dengan manajemen menengah, konflik antar manajer dengan karyawan.
2. Konflik Fungsional, konflik yang terjadim antar departemen fungsional organisasi. Contoh konflik antar bagian produksi dengan bagian pemasaran dengan bagian produksi dan sebagainya.
3. Konflik Linistaf konflik yang terjadi antar lini dengan staf karena ada perbedaan-perbedaan di antara keduanya.
4. Konflik Formalinformal, konflik yang terjadi antara organisasi formal dengan informal. 

Konflik Lini Dan Staf
Bentuk umum dari konflik organisasi adalah konflik antara para anggota lini dan staf. Perbedaan ini memungkinkan para anggota lini dan staf untuk melaksanakan tugas mereka masing-masing secara efektif.
Pandangan lini :
Para anggota lini berpendapat bahwa para anggota staf mempunyai empat keluarga 
1. staf melampaui wewenang
2. staf tidak memberikan advis yang sehat
3. staf menumpang keberhasilan lini
4. staf mempunyai prespektif yang sempit
Pandangan staf
1. Lini tidak mau meminta bantuan staf pada waktu yang tepat
2. Lini menolak gagasan baru
3. Memberi wewenang yang terlalu kecil kepada staf
Penanggulangan Konflik Lini dan Staf
1. Penegasan tentang tanggung jawabnya
2. Pengintegrasian kegiatan-kegiatan
3. Mengajarkan lini untuk menggunakan staf
4. Mendapatkan pertanggung jawaban staf atas hasil-hasil

Tugas Manajemen Softskill Bab 11 KEPEMIMPINAN

KEPEMIMPINAN:

Apakah arti kepemimpinan?  Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18. Ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain: 
  1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk  mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
  2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
  3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
  4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
  5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut. 

PENGERTIAN  PEMIMPIN

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya  jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama 

  • PENDEKATAN-PENDEKATAN STUDI KEPEMIMPINAN
II. A. Pendekatan Sifat
  • Pada umumnya studi-studi kepemimpinan pada tahap awal mencoba meneliti tentang watak individu yang me lekat pada diri para p emimpin, seperti misalnya: kecerdasan, kejujuran, kematangan, ketegasan, kecakapan berbicara, fleksibilitas dalam bergaul, status sosial ekonomi mereka dan lain-lain
  • (Bass 1960, Stogdill 1974). Stogdill (1974) menyatakan bahwa terdapat enam kategori faktor pribadi yang membedakan antara pemimpin dan pengikut, yaitu kapasitas, prestasi, tanggung jawab, partisipasi, status dan situasi. Namun demikian banyak studi yang menunjukkan bahwa faktor-faktor yang membedakan antara pemimpin dan pengikut dalam satu studi tidak konsisten dan tidak didukung dengan hasil-hasil studi yang lain. Disamping itu, watak pribadi bukanlah faktor yang dominant dalam menentukan keberhasilan kinerja manajerial para pemimpin

II.B Kepemimpinan Menurut Teori Perilaku (Behavioral Theory)
Berusaha melihat perilaku pemimpin yang membedakan dengan perilaku bukan pemimpin, atau pemimpin efektif dengan kurang efektif. Ada dua jenis fungsi pemimpin:
  • Berkaitan dengan Tugas
  • Berkaitan dengan kehidupan Sosial
  • Teori Tannenbaum dan Warren H. Schmidt.
  • Menggambarkan gaya kepemimpinan merupakan garis kontinum dengan dua titik ekstrim yaitu:
  • Fokus pada atasan
  • Fokus pada bawahan
  • Gaya kepemimpinan akan dipengaruhi oleh:
  • Faktor dari manajer
  • Faktor dari karyawan
  • Faktor dari situasi
  • PENDEKATAN-PENDEKATAN SIFAT KEPEMIMPINAN
Kelompok pertama yang bermaksud menjelaskan tentang aspek kepemimpinan yaitu para teoritis kesifatan. Bahwa pemimpin mempunyai sifat dan cirri tertentu.
Untuk mengenali karakteristik atau ciri pribadi dari para pemimpin, para psikolog mengadakan penelitian. Mereka berpandangan bahwa pemimpin ini dilahirkan bukan dibuat. Secara alamiah bahwa orang yang mempunyai sifat kepemimpinan adalah orang yang lebih agresif. Lebih tegas, dan lebih pandai berbicara dengan orang lain serta lebih mampu dan cepat mengambil keputusan yang akurat. Pandangan ini mempunyai implikasi bahwa jika ciri kepemimpinan dapat dikenali. Maka organisasi akan jauh lebih canggih dalam memilih pemimpin. Hanya orang-orang yang memiliki ciri-ciri kepemimpinan sajalah yang akan menjadi manajer, pejabat dan kedudukan lainnya yang tinggi.
Ukuran dalam pencarian ciri kepemimpinan menggunakan dua pendekatan 1) membandingkan bawahan dengan pemimpin 2) membandingkan ciri pemimpin yang efektif dengan yang tidak efektif. 

  • PENDEKATAN PERILAKU KEPEMIMPINAN
1. Fungsi-fungsi Kepemimpinan
Perilaku pemimpin mempunyai dua aspek yaitu fungsi kepemimpinan (style leadership). Aspek yang pertama yaitu fungsi-fungsi kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar berjalan efektif, seseorang harus melakukan dua fungsi utama yaitu : 1) fungsi yang berkaitan dengan pemecahan masalah dan 2) fungsi-fungsi pemeliharaan (pemecahan masalah sosial). Pada fungsi yang pertama meliputi pemberian saran pemesahan dan menawarkan informasi dan pendapat. Sedangkan pada fungsi pemeliharaan kelompok meliputi menyetujui atau memuji orang lain dalam kelompok atau membantu kelompok beroperasi lebih lancar.
2. Gaya-gaya Kepemimpinan
Pada pendekatan yang kedua memusatkan perhatian pada gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan meliputi Gaya dengan orientasi tugas dan  Gaya berorientasi dengan karyawan. Pada gaya yang pertama pemimpin mengarahkan dan mengawasi melalui tugas-tugas yang diberikan kepada bawahannya secara tertutup, pada gaya ini lebih memperhatikan pelaksanaan pekerjaan daripada pengembangan dan pertumbuhan karyawan. Sedangkan gaya yang berorientasi pada karyawan lebih memperhatikan motivasi daripada mengawasi, disini karyawan diajak untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan melalui tugas-tugas yang diberikan.
  • TEORI X DAN TEORI Y DARI MC GREGOR
Douglas McGrogor mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan menggunakan konsep manajemen partisipasi. Konsep ini terkenal karena menggunakan asumsi-asumsi sifat dasar manusia. Pemimpin yang menyukai teori X cenderung menyukai bergaya kepemimpinan otoriter dan sebaiknya seorang pemimpin yang menyukai teori Y lebih cenderung menyukai gaya kepemimpinan demokratik.

Penelitian Di Universitas Ohio State Dan Michigan 
Di universitas Ohio State, para peneliti mencoba mempelajari efektifitas dari perilaku kepemimpinan untuk menentukan mana yang paling efektif dari kedua 

Pendekatan Situasional “ Contingency”
Pendekatan ini menggambarkan tentang gaya kepemimpian yang tergantung pada faktor situasi, karyawan, tugas, organisasi dan variabel lingkungan lainnya.
Mary Parker Follectt mengatakan bahwa ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kepemimpinan yaitu 1) pemimpin, 2) bawahan 3) Situasi juga pemimpin harus berorientasi pada kelompok.


---

Tugas Manajemen Softskill Bab 10 KOMUNIKASI

KOMUNIKASI 


            Komunikasi ada di mana-mana, di rumah, dikampus, di Mesjid, di Kantor dan 
sebagainya. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita. Sebuah penelitian 
(Applboum, 1974 : 63) menyebutkan bahwa tiga perempat (70%) waktu bangun kita 
digunakan untuk berkomunikasi  – membaca, menulis dan mendengar an  (We spend an 
estimated three-fourths of our waking hours in some form of communications-reading, 
writing, speaking and listening) Komunikasi menentukan kualitas hidup kita. 
  Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan 
dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat  seorang  
pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat 
jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi, sehingga Rogers 
(1969:180) mengatakan  “Leadership is Communication.  Kemampuan berkomunikasi 
akan menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan  tugasnya. 
Setiap pemimpin  (leader) memiliki pengikut  (flower)  guna meralisir gagasannya dalam 
rangka mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi bagi  
seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk mempengaruhi prilaku orang lain. 
Inilah hakekatnya dari suatu manajemen dalam organisasi. 
  Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasisan, pengarahan  dan 
pengawasan dengan memberdayakan   anggota organisasi dan penggunaan sumber daya 
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Handoko, 
2003: 8). Menajemen sering juga didefinisikan sebagai seni untuk melaksanakan suatu 
pekerjaan melalui orang lain. Para manejer mencapai tujuan organisasi dengan cara 
mengatur orang lain untuk melaksanakan tugas apa saja yang mungkin diperlukan untuk 
mencapai tujuan tersebut (Stoner, 1996 : 7)  




  Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen, semua 
usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan lebih sulit. Paling kurang ada tiga alasan 
utama mengapa manajemen itu dibutuhkan.  Pertama  : Untuk mencapai tujuan. 
Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan suatu organisasi dan pribadi;  kedua :   2
Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatankegiatan dari pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, 
maupun kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja, assosiasi perdagangan, 
masyarakat dan pemerintah.  Ketiga :  Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu 
kerja organisasi dapat diukur dengan  banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang 
umum adalah efisiensi dan efektivitas. 

B. Komunikasi Dalam Organisasi 
Komunikasi  dalam  organisasi adalah : Komunikasi di suatu organisasi yang 
dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan kha layak yang ada 
kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk 
mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Effendy,1989: 214). 
Manajemen sering mempunyai masalah tidak efektifnya komunikasi. Padahal 
komunikasi yang efektif sangat penting bagi para manajer, paling tidak ada dua  alasan, 
pertama,  komunikasi adalah proses melalui mana fungsi- fungsi manajemen mulai dari 
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dapat dicapai;  kedua, 
komunikasi adalah kegiatan dimana para manejer mencurahkan sebagian besar proporsi 
waktu mereka. 
  Proses Komunikasi memungkinkan manejer untuk melaksanakan tugas-tugas 
mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar 
perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan 
komunikasi dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan mengharuskan 
manejer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompo dapat tercapai. 
Jadi seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsi- fungsi manajemen melalui 
interaksi dan komunikasi dengan pihak lain. 
  Sebahagian besar waktu seorang manejer dihabiskan untuk kegiatan komunikasi, 
baik tatap muka atau melalui media seperti Telephone, Hand Phone dengan bawahan, 
staf, langganan dsb. Manejer melakukakan komunikasi tertulis seperti pembuatan memo, 
surat dan laporan- laporan. 
   3
C. Model Komunikasi dalam Organisasi 
Model komunikasi yang paling sederhana adalah adanya pengirim, berita (pesan) 
dan penerima seperti gambar berikut ini : 

Model ini menunjukkan 3 unsur esensi komunikasi. Bila salah satu unsur hilang, 
komunikasi tidak dapat berlangsung. Sebagai contoh seorang dapat mengirimkan pesan, 
tetapi bila tidak ada yang menerima atau yang mendengar, komunikasi tidak akan terjadi. 
Model komunikasi yang terperinci, dengan unsur-unsur penting dalam suatu 
organisasi yaitu : 
1.  Sumber mempunyai gagasan, pemikiran atau kesan yang  
2. diterjemahkan atau disandikan ke dalam kata-kata dan symbol-simbol, kemudian  
3. disampaikan atau dikirimkan sebagai pesan kepada penerima 
4. penerima menangkap symbol-simbol dan 
5. diterjemahkan kembali atau diartikan kembali menjadi suatu gagasan dan 
6. mengirimkan berbagai bentuk umpan balik kepada pengirim. 

Sumber (source) atau pengirim mengendalikan berbagai pesan yang dikirim, 
susunan yang digunakan, dan saluran mana yang akan digunakan untuk mengirim pesan 
tersebut. 
Mengubah pesan ke dalam berbagai bentuk simbo-simbol verbal atau nonverbal 
yang mampu memindahkan pengertian, seperti kata-kata percakapan atau tulisan, angka, 
berakan dsb. 
  Langkah ketiga  sumber mengirimkan pesan melalui berbagai saluran komunikasi 
silan. Manfaat komunikasi lisan, antar pribadi adalah kesempatan untuk berinteraksi 
antara sumber dan penerima, memungkinkan komunikasi nonverbal (gerakan tubuh, 
intonasi suara, dll) disampaikannya pesan secara tepat, dan memungkinkan umpan bali 
diproleh. Sedangkan komunikasi terulis dapat disampaikan melalui media seperti :memo, 
Pengirim                                 Pesan      Penerima   4
surat, laporan, catatan, bulletin, surat kabar dsb. Komunikasi tulisan mempunyai 
kelebihan dalam penyediaan laporan atau dokumen untuk kepenting masa mendatang.  
  Langkah keempat adalah penerimaan pesan oleh pihak penerima. Pada umumnya 
penerima menerima pesan melalu panca indera mereka.. banyak pesan penting yang 
tidak diterima oleh seseorang karena mereka tidak menerima pesan karena kesalahan 
dalam mememilih media yang tepat. 
  Langkah kelima adalah decoding. Hal ini menyangkut memahami symbol-simbol 
yang dipergunakan oleh pengirim (sumber). Ini amat dipengaruhi oleh latar belakang, 
kebudayaan, pendidikan, lingkungan, praduga dan gangguan disekitarnya. Dalam 
komunikasi dua arah antara pimpinan dan stafnya (atasan dan bawahan) kemampuan 
pimpinan dalam berkomunikasi menjadi factor penentu berhasil tidaknya orang lain 
memahami ide, gagasan yang ia sampaikan. 
  Langkah terakhir adalah umpan balik. Setelah pesan diterima dan diterjemahkan, 
penerima memberikan respon, jadi komunikasi adalah proses yang berkesinambungan 
dan tak pernah berakhir. Inilah yang disebut bahwak komunikasi  yang efektif itu akan 
menimbulkan interaksi yang baik pula dalam melaksanakan tujuan organisasi. 


D. Hambatan-Hambatan Te rhadap Komunikasi yang Efektif 
1. Hambatan Organisasional yaitu tingkat hirarkhi, wewenang manajerial dan 
spesialisasi. 
Tingkat khirarkhi bila suatu organisasi tumbh, dan strukturnya berkembang, akan 
menimbulkan berbagai masalah komunikasi. Karena pesan harus melalui tingkatan 
(jenjang) tambahan, yang memerlukan waktu yang lebih lama barulah pesan itu sampai. 
Wewenang Manajerial artinya, kekaburan wewenang bagi setiap tingkatan pada 
jabatan tertentu akan membuat pesan tidak sampai ke seluruh bagian yang ada dalam 
organisasi tersebut.  
Spesialisasi artinya adalah prinsip organisasi, tetapi juga menimbulkan masalahmasalah komunikasi, apalagi mereka yang berbeda keahlian bekerja saling berdekatan. 
Perbedaan fungsi dan kepentingan dan istilah- istilah dalam pekerjaan  mereka masing 
dapat menghambat, dan membuat kesulitan dalam memahami, sehingga akan timbul 
salah pengertian dan sebagainya.   5
2. Hambatan-hambatan Antar Pribadi 
  Manejer selalu menghadapi bahwa pesan yang disampaikan akan berubah dan 
menyimpang dari maksud pertama. Manejer haruslah memperhatikan hambatanhambatan antar pribadi seperti : Persepsi selektif, status atau kedudukan komunikator 
(Sumber), Keadaaan membela diri, Pendengaran lemah, dan ketidaktepatan dalam 
penggunaan bahasa. 
Persepsi selektif adalah suatu proses yang menyeluruh dengan mana seorang 
menseleksi, mengorganisasikan, dan mengartikan segala pesan yang ia terima. Persepsi 
seseorang akan dipengaruhi oleh pengalaman masing-masing.  Untuk itu diharapkan 
seorang manejer memahami sebanyak mungkin tentang kerangka piker, keinginan, 
kebutuhan, motif, tujuan dan tingkat kecerdasan seluruh karyawannya, agar komunikasi 
dalam organisasi yang ia pimpin menjadi efektif. 
  Status Komunikator artinya hambatan utama komunikasi adalah kecendrungan 
untuk menilai terutama kredibilitas sumber. Kredibilitas didasarkan keahlian seseorang 
dalam bidang yang ia komunikasikan dan tingkat kepercayaan seseorang bahwa 
komunikator dapat dipercayai. 
Keadaan membela diri. Perasaan membela diri baik pada pengirim, maupun 
penerima pesan, menimbulkan hambatan dalam proses komunikasi. 
      Pendengaran lemah. Manejer harus belajar untuk mendengar secara  efektif agar 
mampu mengatasi hambatan ini. 
Ketidaktepatan dalam penggunaan bahasa. Salah satu kesalahan terbesar yang 
terjadi dalam proses komunikasi adalah salah dalam menggunakan bahasa. Sebagai 
contoh, perintah manajer untuk mengerjakan “secepat mungkin” bisa berarti satu jam, 
satu hari atau satu minggu. Disamping itu bahasa nonverbal yang tidak konsisten seperti 
nada suara, ekspresi wajah, dan sebagainya dapat menghambat komunikasi. 

Sumber:



Applbaum, Ronald L, 1974, Strategies for Persuasive Communication, Charles E. Merril 
Publishing Company, Columbus, Ohio. 
Effendy, 1989, Kamus Komunikasi, Mandar Maju, Bandung.  
Handoko, T. Hani, 2003, Manajemen, BPFE,Jogyakarta 
Muhammad, Arni, 1995, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta. 
Liliweri, Alo, 1997, Sosiologi Organisasi, Citra Aditya Bakti, Bandung.