Selasa, 03 April 2012

Inspirasi Mimpi untuk Indonesia

Aku bermimpi,
Tidak lagi kulihat anak-anak kecil itu berpeluh keringat, menabrak asap kendaraan, dan berbasah air hujan untuk merelakan masa kecilnya hilang ditelan ganasnya kehidupan. Tak kulihat lagi mereka di jalanan dengan menengadahkan tangan, meminta sekedar recehan dari kantung tuan dan nyonya yang melintas. Sekarang kulihat mereka tertawa riang bermain di taman bersama teman seumurannya. Sesekali mendekat orangtuanya yang duduk tak jauh dari ayunan yang ia naiki. Sungguh, pemandangan yang menyejukkan.
Aku bermimpi,
Mereka, para suporter klub sepakbola saling merangkulkan tangan setelah usai pertandingan. Meski salah satu diantara jagoan mereka dikalahkan yang lainnya. Tapi semuanya gembira. Tak ada baku hantam, lempar batu, caci maki yang mericuhkan suasana pertandingan.  Semuanya gembira, meski tersisa kekecawaan di antara mereka. dan aku ingin sekali bermimpi, Tim Nasional Indonesia menjuarai satu kejuaraan, dalam level apapun. Satu saja… Itu akan membuat kita semua bangga dantersenyum seolah mendapat obat yang sangat mujarab atas penantian yang begitu lama.
Aku bermimpi,
Tak kudengar lagi pekikan klakson mobil di belakangku ketika aku melintasi jalanan jakarta. Pekikan yang menyiratkan ketidaksabaran karena tersulut emosi akibat terjebak dalam kemacetan. Aku melihat jalanan Jakarta begitu teratur. Tak ada  lagi kulihat sepeda motor melintasi trotoar yang seharusnya menjadi hak para pejalan kaki. Semuanya tertib mematuhi rambu aturan lalu lintas. Tak perlu lagi rekan-rekan kerjaku yang tinggal di luar Jakarta harus berangkat di subuh hari agar tak terlambat sampai kantor.
Aku bermimpi,
Sungai-sungai yang melintas tak lagi penuh dengan berbagai jenis sampah. Aisrnya terlihat bening dan bersih. Tak tercium lagi bau apak menyengat hasil peruraian biota air limbah. Hingga saatnya musim penghujan, tak lagi kutemui berita-berita di layar televisi yang mengabarkan tentang musim banjir. Tidak ada lagi musim itu. Air hujan hanya lalu. Jakarta tidak lagi mendapat kiriman dari Bogor. Yang ada hanya lalu. Air mengalir lewat sungai hanya berlalu. Air sungai tak lagi terhalang sampah. Jakarta bebas banjir. Semua karena kesadaran warga untuk mengumpulkan sampah dan tidak membuangnya ke dalam sungai.
Aku bermimpi,
Sahabat-sahabatku menghargai hak orang lain yang ingin menghirup udara segar bebas asap rokok. Mereka tidak lagi sembarang merokok. Patuh merokok di tempat yang telah disediakan. Saling menghargai hak masing-masing. Petugas bertindak tegas ketika melihat seseorang merokok di tempat-tempat umum.
Aku bermimpi,
Dan inilah mimpi yang sangat aku harapkan menjadi kenyataan untuk Indonesiaku. Tak ada lagi koruptor berkeliaran! Polisi lalu lintas menilang sesuai dengan aturan, tidak ada lagi kata ‘damai’. Para pegawai menggunakan waktu kerjanya sebaik-baiknya, bukan untuk ber-facebook ria, nge-rumpi, atau malah berkeliaran di mall. Para pemimpin pun memangku jabatannya dengan penuh rasa tanggungjawab, terhadap negara dan agamanya. Semua dijalankan atas dasar keikhlasan menerima kepercayaan menjalankan tugas di bidangnya masing-masing.
Aku bermimpi untukmu, Indonesiaku. Mimpi-mimpi ini selalu hadir hingga titik terang itu kita capai. Akankah mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan? Ini bukan tugas satu-dua orang saja untuk mewujudkannya. Ini menjadi kewajiban kita semua sebagai insan bangsa. Ini menjadi tantangan kita semua. Indonesia pasti BISA!
* Tulisan ini terinspirasi oleh ajakan untuk menuliskan harapan kita untuk kemajuan Indonesia dengan tema”Mimpiku Untukmu Indonesiaku” yang digagas oleh salah satu sahabat. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua. Kita boleh saja bermimpi, tapi pada akhirnya kita jualah yang wajib mewujudkan mimpi-mimpi itu. Domain gratis dari Biangweb menunggu saya jika tulisan ini dinilai terbaik :) . Tapi tak perlulah saya mengharap setinggi itu. Curahan pemikiran saya sudah tertuang dalam tulisan ini saja ,saya sudah merasa cukup senang.

Inspirasi Mimpi untuk Indonesia

Aku bermimpi,
Tidak lagi kulihat anak-anak kecil itu berpeluh keringat, menabrak asap kendaraan, dan berbasah air hujan untuk merelakan masa kecilnya hilang ditelan ganasnya kehidupan. Tak kulihat lagi mereka di jalanan dengan menengadahkan tangan, meminta sekedar recehan dari kantung tuan dan nyonya yang melintas. Sekarang kulihat mereka tertawa riang bermain di taman bersama teman seumurannya. Sesekali mendekat orangtuanya yang duduk tak jauh dari ayunan yang ia naiki. Sungguh, pemandangan yang menyejukkan.
Aku bermimpi,
Mereka, para suporter klub sepakbola saling merangkulkan tangan setelah usai pertandingan. Meski salah satu diantara jagoan mereka dikalahkan yang lainnya. Tapi semuanya gembira. Tak ada baku hantam, lempar batu, caci maki yang mericuhkan suasana pertandingan.  Semuanya gembira, meski tersisa kekecawaan di antara mereka. dan aku ingin sekali bermimpi, Tim Nasional Indonesia menjuarai satu kejuaraan, dalam level apapun. Satu saja… Itu akan membuat kita semua bangga dantersenyum seolah mendapat obat yang sangat mujarab atas penantian yang begitu lama.
Aku bermimpi,
Tak kudengar lagi pekikan klakson mobil di belakangku ketika aku melintasi jalanan jakarta. Pekikan yang menyiratkan ketidaksabaran karena tersulut emosi akibat terjebak dalam kemacetan. Aku melihat jalanan Jakarta begitu teratur. Tak ada  lagi kulihat sepeda motor melintasi trotoar yang seharusnya menjadi hak para pejalan kaki. Semuanya tertib mematuhi rambu aturan lalu lintas. Tak perlu lagi rekan-rekan kerjaku yang tinggal di luar Jakarta harus berangkat di subuh hari agar tak terlambat sampai kantor.
Aku bermimpi,
Sungai-sungai yang melintas tak lagi penuh dengan berbagai jenis sampah. Aisrnya terlihat bening dan bersih. Tak tercium lagi bau apak menyengat hasil peruraian biota air limbah. Hingga saatnya musim penghujan, tak lagi kutemui berita-berita di layar televisi yang mengabarkan tentang musim banjir. Tidak ada lagi musim itu. Air hujan hanya lalu. Jakarta tidak lagi mendapat kiriman dari Bogor. Yang ada hanya lalu. Air mengalir lewat sungai hanya berlalu. Air sungai tak lagi terhalang sampah. Jakarta bebas banjir. Semua karena kesadaran warga untuk mengumpulkan sampah dan tidak membuangnya ke dalam sungai.
Aku bermimpi,
Sahabat-sahabatku menghargai hak orang lain yang ingin menghirup udara segar bebas asap rokok. Mereka tidak lagi sembarang merokok. Patuh merokok di tempat yang telah disediakan. Saling menghargai hak masing-masing. Petugas bertindak tegas ketika melihat seseorang merokok di tempat-tempat umum.
Aku bermimpi,
Dan inilah mimpi yang sangat aku harapkan menjadi kenyataan untuk Indonesiaku. Tak ada lagi koruptor berkeliaran! Polisi lalu lintas menilang sesuai dengan aturan, tidak ada lagi kata ‘damai’. Para pegawai menggunakan waktu kerjanya sebaik-baiknya, bukan untuk ber-facebook ria, nge-rumpi, atau malah berkeliaran di mall. Para pemimpin pun memangku jabatannya dengan penuh rasa tanggungjawab, terhadap negara dan agamanya. Semua dijalankan atas dasar keikhlasan menerima kepercayaan menjalankan tugas di bidangnya masing-masing.
Aku bermimpi untukmu, Indonesiaku. Mimpi-mimpi ini selalu hadir hingga titik terang itu kita capai. Akankah mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan? Ini bukan tugas satu-dua orang saja untuk mewujudkannya. Ini menjadi kewajiban kita semua sebagai insan bangsa. Ini menjadi tantangan kita semua. Indonesia pasti BISA!
* Tulisan ini terinspirasi oleh ajakan untuk menuliskan harapan kita untuk kemajuan Indonesia dengan tema”Mimpiku Untukmu Indonesiaku” yang digagas oleh salah satu sahabat. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi kita semua. Kita boleh saja bermimpi, tapi pada akhirnya kita jualah yang wajib mewujudkan mimpi-mimpi itu. Domain gratis dari Biangweb menunggu saya jika tulisan ini dinilai terbaik :) . Tapi tak perlulah saya mengharap setinggi itu. Curahan pemikiran saya sudah tertuang dalam tulisan ini saja ,saya sudah merasa cukup senang.